Pasangan Capres/Cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming resmi mendaftarkan diri sebagai peserta Pilpres 2024 di KPU RI. (foto: pram/fajar)
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan pasangan calon
presiden dan wakil presiden pada tahun 2024. Pasangan tersebut terdaftar
sebagai pasangan calon nomor urut 2 pada Pilres (Pemilihan Presiden) yang akan
di selenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatangkan.
Profil Prabowo Subianto
Prabowo Subianto Djojohadikusumo, lahir pada 17 Oktober 1951 di Jakarta, memiliki latar belakang keluarga yang kaya akan sejarah. Ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo, seorang teknokrat dan mantan pejabat ekonomi di Indonesia pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Sementara itu, kakeknya, Margono Djojohadikusumo, dikenal sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Awal kehidupan Prabowo diwarnai dengan perjalanan internasional akibat keputusan sang ayah untuk hidup di luar negeri selama kepemimpinan Presiden Soekarno.
Prabowo Subianto. (Foto: Setkab RI) |
Setelah menamatkan pendidikan menengah di luar negeri, Prabowo kembali ke
Tanah Air dan melanjutkan studi di Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (Akabri) di Magelang. Awal kariernya dalam militer dimulai dengan
bergabung di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) dan kemudian menjadi
bagian dari Kopassus. Dalam kepemimpinan Luhut Binsar Panjaitan, Prabowo
menjabat sebagai Wakil Komandan Kesatuan Antiteror Detasemen 81 Kopassandha.
Melalui perjalanan karir militernya, Prabowo mencapai pangkat mayor
jenderal dan menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan
Darat (Pangkostrad) hingga memasuki masa pensiun pada Agustus 1998, menyusul
krisis politik dan pengunduran diri Soeharto. Setelah itu, ia terlibat dalam
pengembangan bisnis di Yordania dan Eropa sebelum kembali ke Indonesia. Prabowo
berhasil mencapai kesuksesan sebagai pengusaha, terlibat dalam sektor
perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara.
Kesuksesan dalam dunia bisnis menjadi dorongan bagi Prabowo untuk terlibat dalam arena politik. Ia bergabung dengan Partai Golkar dan ikut mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008, bersama dengan beberapa tokoh seperti Fadli Zon dan saudaranya, Hashim Djojohadikusumo. Meskipun menghadapi kegagalan dalam upayanya mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Pemilihan Presiden 2004, Prabowo terus menjadi figur sentral dalam panggung politik Indonesia. Dengan latar belakang yang kaya akan pengalaman dan pencapaian, Prabowo menonjol sebagai sosok yang memegang peran vital dalam perkembangan politik Tanah Air.
Profil Gibran Raka Buming Raka
Gibran Rakabuming Raka, anak sulung dari Presiden Joko Widodo, dilahirkan di Surakarta pada 1 Oktober 1987. Saat ini, pada usia 36 tahun, Gibran dapat membanggakan latar belakang pendidikannya yang melibatkan studi di Singapura dan Australia. Setelah menyelesaikan perjalanan kuliahnya, ia kembali ke Indonesia dan memulai perjalanan karir bisnisnya, terutama di sektor kuliner.
Gibran Rakabuming Raka. Foto : Ricardo/JPNN.com |
Pada tahun 2010, Gibran memulai usaha katering dengan nama Chili Pari, yang
kemudian mengembangkan diri menjadi penyedia jasa wedding organizer. Dengan
penuh keyakinan, ia mendirikan Markobar, atau Martabak Kota Barat di Kota Solo,
yang sukses merambah ke beberapa kota besar dengan membuka cabang-cabangnya.
Gibran juga terlibat dalam berbagai bisnis kuliner lainnya, mencakup restoran
Italia, kedai kopi, ceker ayam bakar, hingga layanan perbaikan produk
elektronik.
Di samping itu, Gibran aktif terlibat dalam sejumlah start-up kuliner,
seperti Goola yang fokus pada penjualan minuman tradisional es doger, dan
Mangkok Ku yang dibangun bersama adiknya, Kaesang Pangarep, serta chef Arnold
Poernomo. Bersama-sama, mereka menciptakan berbagai produk minuman dan makanan
ringan seperti "Ngedrink" dan "Kemripik", serta
mengembangkan aplikasi marketplace kuliner bernama "Madhang" dan
aplikasi pencari kerja "Kerjaholic".
Gibran juga terlibat dalam bisnis pertambangan melalui PT Rakabu Sejahtera.
Selain meraih kesuksesan dalam dunia bisnis, Gibran memasuki arena politik
dengan bergabung dalam PDI Perjuangan pada bulan September 2019.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, namanya diusung sebagai calon
Wali Kota Surakarta dan berhasil memenangkan pemilihan dengan meraih dukungan
sebanyak 86,5 persen suara. Gibran bersama pasangannya, Teguh Prakosa, kemudian
dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta pada tanggal 26
Februari 2021. Meskipun menduduki jabatan Wali Kota, Gibran tetap aktif dalam
lingkungan PDI-P dan tidak mengundurkan diri, bahkan ketika menjadi calon wakil
presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Kelebihan Prabowo-Gibran Sebagai Pasangan Capres dan Cawapres
1. Dukungan dari Jokowi: Prabowo memperoleh jaminan dukungan dari Jokowi, yang
saat ini memiliki tingkat keberterimaan publik sebesar 81 persen pada bulan
Agustus lalu—angka tertinggi selama masa jabatannya sebagai presiden. Dukungan
dari Jokowi dapat menarik perhatian kelompok pendukung dan pemilihnya untuk
beralih ke kubu Prabowo. Terlebih lagi, peningkatan elektabilitas Prabowo
belakangan ini didorong oleh dukungan yang semakin besar dari basis pemilih
Jokowi pada pemilihan presiden tahun 2019.
2. Akses Terhadap Sumber Daya: Prabowo memiliki potensi akses
yang lebih besar terhadap sumber daya, khususnya dalam lingkup pemerintahan.
Prabowo berpotensi mendapatkan dukungan dari aparatur negara.
3. Mobilisasi Aparat: Praktik mobilisasi aparat bukanlah hal yang asing dalam
konteks pemilihan umum di negara berkembang. Meskipun tidak selalu diumumkan
secara terbuka, praktik ini pernah terjadi pada pemilihan umum sebelumnya.
4. Konsolidasi Lawan Politik Jokowi: Pasangan
Prabowo-Gibran bertujuan untuk mengonsolidasikan seluruh lawan politik Jokowi,
termasuk di dalamnya PDIP.
5. Pencawapresan Gibran: Peran Gibran sebagai calon wakil presiden Prabowo
diharapkan akan menjadi kekuatan politik untuk meraih dukungan, termasuk dari
kalangan pendukung Ganjar Pranowo.
Kekurangan Pasangan Prabowo-Gibran Sebagai Pasangan Capres dan Cawapres
Kampanye prabowo-gibran (Gambar dari Tribunnewsmaker.com) |
1. Skenario yang Tidak Transparan: Prabowo-Gibran
terlihat sebagai rencana yang tidak transparan, yang mungkin menghambat proses
pemilihan umum.
2. Cerita Politik Keluarga: Pasangan Prabowo-Gibran dapat
diartikan sebagai wacana yang terkait dengan potensi campur tangan kekuasaan
presiden dalam yurisdiksi MK.
3. Evaluasi Keseluruhan terhadap Hubungan dan Keanggotaan: Jika
Gibran terpilih sebagai cawapres Prabowo, PDIP kemungkinan akan melakukan
evaluasi menyeluruh terhadap hubungan dan keanggotaan Gibran, Boby, dan juga
Jokowi.
4. Ketegangan Politik: Pasangan Prabowo-Gibran dapat menciptakan ketegangan politik antara kubu Prabowo dengan PDIP, yang mungkin sekali lagi dianggap sebagai langkah yang diabaikan oleh keluarga Jokowi.